BIOGRAFI
PENDIRI NAHDLATUL WATHAN
(TUAN
GURU KIAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID)
1.
Kelahiran,
Keluarga dan Silsilah Keturunannya
Tuan
Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilahirkan di Kampung Bermi
Pancor Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi’ul Awal 1324 H (1906 M). Nama kecil
beliau adalah Muhammad Syaggaf dan berganti nama menjadi Haji Muhammad
Zainuddin setelah menunaikan ibadah haji. Yang mengganti adalah ayah beliau
sendiri, yaitu Tuan Guru Haji Abdul Majid. Nama itu diambil dari nama seorang
ulama’ besar, guru di Masjidil Haram, yang akhlaq dan kepribadiannya sangat
menarik hati sang ayah, yaitu Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak.
Beliau
adalah anak bungsu yang lahir dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Majid dengan
Hajjah Halimatus Sa’diyah. Beliau bersaudara kandung lima orang, yaitu : Siti
Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Muhammad Shabur dan Hajjah Masyithah.
Ayahandanya
yang terkenal dengan panggilan “Guru Mu’minah” itu adalah seorang mubalig dan
terkenal pemberani, pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah,
sedangkan ibunya terkenal sangat shalehah.
Sejak
kecil beliau terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu, tidak mengherankan
kalau ayah-bundanya memberikan perhatian khusus dan menumpahkan kecintaan serta
kasih sayang demikian besar kepada beliau. Ketika beliau melewat ke tanah suci
Makkah Al-Mukarramah untuk melanjutkan studi, ayah-bundanya ikut menantar ke
tanah suci. Ayahandanyalah yang mencarikan beliau guru, tempat beliau pertama
kali belajar di Masjidil Haram. Bahkan ibundanya, Hajjah Halimatus Sa’diyah
ikut mukum di tanah suci mengasuh dan mendampingi beliau sampai ibundanya yang
tercinta ini bepulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan
dimakamkan di Mu’alla Makkah.
Tuan
Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid di dalam perkawinannya sulit
sekali memperoleh keturunan, sehingga beliau pernah dianggap mandul, padahal
beliau sendiri
sangat
menginginkan keturunan yang akan melanjutkan perjuangan beliau untuk
mengem-bangkan dan menegakkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah
melalui organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan. Beliau hanya
dianugrahi dua orang anak dan keduanya purti, yaitu :
1)
Hajjah
Siti Rauhun dari Ummi Jauhariyah
2)
Hajjah
Siti Raihanun dari Ummi Rahmah
Karena
beliau hanya mempunyai dua orang anak itulah, beliau juga dipanggil dengan nama
“Abu Rauhun wa Raihanun”.
2.
Pendidikannya
TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Majid, sebelum melanjutkan studinya ke tanah Makkah,
beliau menamatkan pelajarannya di Sekolah Rakyat 4 tahun di Selong Lombok Timur
pada tahun 1919 M, dan belajar agama Islam pada ayahandanya TGH Abdul Majid,
TGH Syarifudin di Pancor dan TGH Abdullah bin Amaq Dulaji Kelayu Lombok Timur.
Setelah berusia 17 tahun, yaitu pada tahun 1341 H/1923 M, berangkatlah beliau
ke tanah suci Makkah Al- Mukarramah untuk melannjutkan studi, memperdalam
berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan Islam. Beliau berangkat bersama keluarga
beliau, dan belajar di tanah suci selama 12 tahun.
Di
kota suci Makkah Al-Mukarramah, mula-mula beliau belajar di Masjidil Haram.
Ayahandanya sangat selektif dalam mencari dan menentukan guru yang akan
mengajar dan mendidik putra kesayangannya itu. Ayahandanya yakin bahwa guru
adalah sumber ilmu dan kebenaran serta menjadi panutan bagi murid dalam pola
berpikir dan berprilaku dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga ilmu dan
didikan yang diperoleh murid berguna dan bermanfaat bagi kehidupan baik di dunia
maupun di akhirat.
Kemudian
pada tahun 1928 beliau melanjutkan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah yang
pada saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah putra syaikh Rahmtullah,
pendiri madrasah Ash-Shaulatiyah. Madrasah ini adalah madrasah pertama di tanah
suci, dan telah banyak menghasilkan ulama’-ulama’ besar. Di Madrasah
Ash-Shaulatiyah inilah, beliau belajar berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam
dengan sangat rajin dan tekun di bawah bimbingan ulama’-ulama’ terkemuka kota
suci Makkah waktu itu.
Syaikh
Zakaria Abdullah Bila, seorang ulama’ besar kota suci Makkah, bekas teman
sekelas beliau mengatakan : “Saya teman seangkatan Syaikh Zainuddin. Saya
bergaul dekat dengannya beberapa tahun. Saya sangat kagum kepadanya. Dia sangat
cerdas, akhlaqnya mulia. Dia sangat tekun belajar, sampai-sampai jam keluar
main pun diisinya dengan menekuni kitab pelajaran dan berdiskusi dengan
kawan-kawannya”.
Karena
ditunjang oleh kondisi ekonomi yang memadai, tingkat kecerdasan (IQ) yang
sangat tinggi, ketekunan dalam belajar, garis silsilah keturunan yang
terpandang, kasih sayang serta keikhlasan kedua orang tua dan doa restu dari
para gurunya, maka beliau memperoleh prestasi yang sangat mengagumkan, sehingga
berhasil dengan gemilang menyelesaikan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah
pada tahun 1352 H, dengan predikat sangat memuaskan. Kenyataan ini tertera
dalam ijazah beliau yang khusus ditulis tangan, berbeda dengan ijazah yang
diberikan kepada kawan-kawan beliau. Nilai beliau sangat memuaskan, dengan
angka semua 10 (sepuluh) pada semua mata pelajaran yang beliau tempuh,
disamping diberikan tanda bintang, sebagai penghargaan atas prestasi dan
keberhasilannya yang mengagumkan itu.
Keberhasilan
beliau meraih prestasi yang tinggi ini pulalah yang menyebabkan beliau mendapat
banyak pujian, baik dari mahagurunya sendiri maupun dari kawan-kawan yang
seangkatan dengan beliau dan ulama’-ulama’ terkemuka lainnya.
Pujian
itu, antara lain disampaikan oleh salah seorang mahagurunya, Al ‘Allamah Al
Adib Asy-Syaikh As-Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi, mahaguru yang memberikan
kasih sayang cukup besar kepada muridnya yang genius ini. Tidak hanya dari
gurunya saja, akan tetapi beliau juga mendapat pujian dari kawan sekelasnya,
yaitu Syaikh Zakaria Abdullah Bila.
Syaikh
usman Al Makky, seorang ulama’ besar kota suci Makkah Al Mukarramah, sangat
kagum kepada Syaikh Zainuddin, kagum kepada ketinggian ilmu dan keberhasilan
pejuangan belia. Fadilatul ‘Allamah Porf. Dr. Sayyid Muhammad Alawi ‘Abbas Al
Maliki Al Makky, seorang ulama’ terkemuka kota suci Makkah pernah mengatakan
bahwa tak ada seorang pun ahli ilmu di tanah suci Makkah Al Mukarramah baik
thullab maupun ulama’ yang tidak kenal akan kehebatan dan ketinggian ilmu
Syaikh Zainuddin. Syaikh Zainuddin adalah ulama’ besar bukan hanya milik umat
Islam Indonesia tetapi juga milik ummat Islam sedunia.
3.
Guru-gurunya
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid pertama-tama belajar ilmu
agama pada tuan guru tuan guru yang terkenal di kala itu, karena memiliki ilmu
yang mendalam. Di antaranya ayah kandungnya sendiri, yaitu TGH Abdul Majid yang
lebih dikenal dengan sebutan “Guru Mu’minah”. Pada ayah kandungnya, beliau
belajar membaca Al-Qur’an, Ilmu Tajwid dll. Sedangkan Ilmu Nahwu, Shorf dan
Ilmu Fiqih serta ilmu-ilmu yang terkait dengan itu, beliau belajar pada TGH
Syarifuddin Pancor dan TGH Abdullah bin Amaq Dulaji Kelayu Lombok Timur.
Berikut adalah nama ulama’-ulama’
besar yang telah berjasa besar dalam mengajar dan mendidik beliau, khususnya di
Masjidil Haram dan Madrasah Ash-Shaulatiyah adalah sebagai berikut :
1. Al
‘Alimul ‘Allamah Asy Syaikhul Kabir Al ‘Arifubillah Maulana Syaikh Hasan
Muhammad Al Masyath
2. Al
‘Alimul ‘Allimah Al Faqih Maulana Syaikh Umar Bajunaid Asy Syafi’i
3. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Faqih Maulana Syaikh Muhammad Said Al Yamani Asy Syafi’i
4. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Mutafannin Sibawaihi Zamanihi Maulana Syaikh Ali Al Maliki
5. Maulana
Syaikh Marzuqi Al Falimbani
6. Maulana
Syaikh Abu Barakat Al Falimbani
7. Maulana
Syaikh Hasan Jambi Asy Syafi’I
8. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Mufassir Maulana Syaikh Abdul Qadir Al Mandili Asy Syafi’i
9. Al
‘Alimul ‘Allamah Ash Shufi Maulana Syaikh Mukhtar Betawi Asy Syafi’i
10. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdullah Al Bukhari Asy Syafi’i
11. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Umar Hamdan Al Mihrasi Al Maliki
12. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdus Sattar Ash Shiddiqi Abdul
Wahab Al Kuthi Al Maliki
13. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdul Qadir Asy Sybili Al Hanafi
14. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Adib Ash Shufi Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al
Kutbi Al Hanafi
15. Al
‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh Muhsin Al Musawa Asy Syafi’i
16. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Falaki Maulana Syaikh Khalifah Al Maliki
17. Al
‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh Jamal Al Maliki
18. Maulana
Syaikh Ash Shalih Muhammad Shalih Al Kalantani Asy Syafi’i
19. Al
‘Alimul ‘Allamah Ash Sharfi Maulana Syaikh Mukhtar Makhdun Al Hanafi
20. Maulana
Syaikh Salim Gianjur Asy Safi’I
21. Maulana
Syaikh As Sayyid Ahmad Dahlan Shadaqah Asy Syafi’i
22. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Mu’arrikh Maulana Syaikh Salim Rahmatullah Al Maliki
23. Maulana
Syaikh Abdul Gani Al Maliki
24. Maulana
Syaikh As Sayyid Muhammad Arabi At Tubani Al Jazairi Al Maliki
25. Maulana
Syaikh Umar Al Faruq Al Maliki
26. Maulana
Syaikh Al Wa’idh Asy Syaikh Abdullah Al Farisi
27. Maulana
Syaikh Malla Musa
28. dan
lain-lain
Ilmu
Tajwid, Al Qur’an dan Qiraat Sab’ah, beliau belajar pada :
1. Asy
Syaikh Jamal Mirdad (Imam di Makam Imam Hanafi di Masjidil Haram)
2. Asy
Syaikh Umar Arbain (Ahli Al Qur’an dan Qasidah yang sangat terkenal pada waktu
itu)
3. Asy
Syaikh Abdul Latif Qari’ (Guru Besar Qiraat Sa’bah di Madrasah Ash Shaulatiyah)
4. Asy
Syaikh Muhammad ‘Ubaid (Kepala Guru-Guru besar dalam bidang Tajwid dan Qiraat
yang sangat terkenal di Makkah)
5. Dan
beberapa guru besar Al Qur’an lainnya
Ilmu
Fiqih, Tashawwuf, Tauhid, Ushul Fiqih dan Tafsir, beliau belajar pada :
1. Al
‘Allamah Asy Syaikh Umar Bajunaid Asy Syafi’i
2. Al
‘Allamah Asy Syaikh Muhammad Said Al Yamani
3. Al
‘Allamah Asy Syaikh Mukhtar Betawi
4. Al
‘Allamah Asy Syaikh Abdul Qadir Al Mandili (Murid khusus dari Al ‘Allamah Asy
Syaikh Ahmad Khathib Minangkabau, Sumatera Barat)
5. Al
‘Allamah Al Faqieh Asy Syaikh Abdul Hamid Abdur Rabb Al Yamani
6. Al
Mutafannin Al ‘Allamah As Sayyid Muhsin Al Musawa (Muassis/Pendiri Darul ‘Ulum
Ad Diniyah, Makkah Al Mukarramah)
7. Al
‘Allamah Al Adieb Asy Syaikh Abdullah Al Lahaji Al Farisi (Pengarang yang
sangat terkenal)
Ilmu
‘Arudl (Syair Bahasa Arab) Beliau belajar pada :
1. Al
‘Allamah Asy Syaikh Abdul Gani Al Qadli
2. Al
‘Allamah Al Adieb As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi
Ilmu
Falak, beliau belajar pada :
1. Maulana
Syaikh Salim Cianjur (Jawa Barat)
2. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Falaki Maulana Syaikh Kalifah Al Maliki
3. Al
‘Allamah As Sayyid Ahmad Dahlan Shadaqah Asy Syafi’i
Ilmu
Hadits, Mashthalahul Hadits, Mushthalahut Tafsir ilmu Fara’idl, Sirah (Tarikh)
dan berbagai ilmu alat (Nahwu-Shorf) beliau belajar pada :
1. Al
‘Allamah Al Kabir Sibawaihi Al Mutafannin Sibawaihi Zamanihi Asy Syaikh Ali Al
Maliki
2. Al
‘Allamah Al Jalil Asy Syaikh Jamal Al Maliki
3. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Kabier Al Muhaddits
Maulana Syaikh Umar Hamdan Al Mihrasi Asy Syafi’i
4. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdullah Al Bukhari Asy Syafi’I
(Mufti Istambul)
5. Maulana
wa Murabbi Abil Barakat Al ‘Alimul ‘Allamah Al Ushuli Al Muhaddits Ash Shufi Al ‘Arifu Billah Maulana Syaikh
Hasan Muhammad Al Masyath Al Maliki
6. Al
‘Alimul ‘Allamah Ash Shorfi Maulana Syaikh Mukhtar Machdum Al Hanafi
7. Al
‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh As Sayyid Muhsin Al Musawa
8. Al
‘Alimul ‘Allamah Al Adieb Ash Shufi Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al
Kutbi Al Hanafi
9. Al
‘Allamah Asy Syaikh Umar Al Faruq Al Maliki
10. Al
‘Allamah Al Kabier Asy Syaikh Abdul Qadir Asy Syalabi Al Hanafi
11. Dan
lain lain
Ilmu
Awrad (Ahzab) beliau belajar pada :
1. Al
‘Allamah (Kiai) Falak (Bogor Jawa Barat)
2. Maulana
Syaikh Malla Musa Al Magribi
Al
Khath (Kaligrafi), beliau belajar pada :
1. Al
Khatthath Asy Syaikh Abdul Aziz Langkat
2. Al
Khatthath Asy Syaikh Muhammad Al Rais Al Maliki
3. Al
Khatthath Asy Syaikh Daud Al Rumani Al Fathani
4.
Karya-karyanya
Mengarang dan tulis menulis,
bukanlah suatu tugas dan pekerjaan yang sulit bagi TGKH Muhammad Zainuddin
Abdul Majid, karena hal ini merupakan bakat dan kemampuan dasar yang dianugrahkan
Allah kepada beliau. Bakat dan kemampuan dasar inilah yang terus tumbuh dan
berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah Ash-Shaulatiyah Makkah,
sehingga tidak mengherankan kalau beliau mendapat pujian dari salah seorang
maha gurunya, seorang penyair dan pujangga besar Arab, yaitu Maulana Syaikh As
Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi.
Di antara karya tulis dan karangan beliau
adalah :
A.
Dalam
Bahasa Arab
1. Risalatut
Tauhid dalam bentuk soal jawab (Ilmu Tauhid)
2. Sullamul
Hija Syarah Safinatun Naja (Ilmu Fiqih)
3. Nahdlatuz
Zainiyah dalam bentuk nadham (Ilmu Faraidl)
4. At
Tuhfatul Ampenaniyah Syarah Nahdlatuz Zainiyah (Ilmu Faraidl)
5. Al
Fawakihul Ampenaniyah dalam bentuk soal jawab (Ilmu Faraidl)
6. Mi’rajush
Shibyan ila Sama-I Ilmil Bayan ( Ilmu Balagah)
7. An
Nafahat ‘alat Taqriratis Saniyah (Ilmu Mushtalah Hadits)
8. Nailul
Anfal (Ilmu Tajwid)
9. Hizbu
Nahdlatul Wathan (Doa dan Wirid)
10. Hizbu
Nahdlatul Banat (Doa dan Wirid kaum wanita)
11. Shalawat
Nahdlatain (Shalawat Iftitah dan Khatimah)
12. Thariqat
Hizib Nahdlatul Wathan (Wirid Harian)
13. Ikhtisar
Hizib Nahdlatul Wathan (Wirid Harian)
14. Shalawat
Nahdlatul Wathan (Shalawat Iftitah)
15. Shalawat
Miftahi Babi Rahmatillah (Wirid dan Doa)
16. Shalawat
Mab’utsi Rahmatan lil ‘Alamin (Wirid dan Doa)
17. Dan
lain-lainnya.
B.
Dalam
Bahasa Indonesia dan Sasak
1. Batu
Ngompal (Ilmu Tajwid)
2. Anak
Nunggal Taqrirat Batu Ngompal (Ilmu Tajwid)
3. Wasiat
Renungan Masa I dan II (Nasihat dan petunjuk perjuangan untuk warga NW)
C.
Nasyid/Lagu
Perjuangan dan Dakwah dalam Bahasa Arab, Indonesia, dan Sasak
1. Ta’sis
NWDI (Anti ya Pancor biladi)
2. Imamunasy
Syafi’i
3. Ya
Fata Sasak
4. Ahlan
bi wafdizzairin
5. Tanawwar
6. Mars
Nahdlatul Wathan
7. Bersatulah
Haluan
8. Nahdlatain
9. Pacu
Gama’
10. Dan
lain-lainnya
5.
Perjuangan
dan Kepemimpinannya
TGKH Muhammad Zanuddin Abdul
Majid, selain menjadi tokoh pendidikan dan tokoh ulama’ juga pejuang agama,
nusa dan bangsa dengan semangat dan militansi yang tidak pernah pudar. Beliau
adalah perintis kemerdekaan di NTB dengan gerakan “Al Mujahidinnya” yang
bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat pembela kemerdekaan lainnya.
5.1. Pejuang dan Perintis Kemerdekaan
Dalam perjuangan membebaskan
bangsa dan rakyat Indonesia dari cengkeram-an penjajah Belanda dan Jepang, TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Majid menjadi-kan Madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat
pergerakan kemerdekaan. Jiwa perjuangan, patriotisme dan semangat pantang
menyerah tetap beliau kobarkan di dada para murid dan santri serta guru-guru
Madrasah NWDI dan NBDI. Karena itu, tidak mengherankan kalau kedua bangsa
penjajah itu selalu berusaha untuk menutup dan membubarkan Madrasah NWDI dan
NBDI.
5.2. Pencetus
dan Pelopor Sistem Sekolah/Madrasah di NTB
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid,
selain beliau dikenal sebagai pejuang dan perintis kemerdekaan, juga dikenal
sebagai innovator (tokoh pembaharu) dalam bidang pendidikan, utamanya di NTB.
Sesudah beliau kembali ke Indonesia
yaitu setelah menamatkan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah Makkah tahun 1934
M/1352 H, mula-mula beliau mendirikan Pesantren Al Mujahidin (1934 M) kemudian
pada tahun 1936 beliau mendirikan Madrasah NWDI.
Karena ketekunan beliau dalam bidang
pendidikan dengan bantuan doa dari para mahagurunya serta bantuan tenaga dari
santri dan jemaahnya, maka madrasah/sekolah Nahdlatul Wathan tumbuh dan
berkembang sampai dengan Perguruan Tinggi.
5.3. Kepemimpinannya
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid
dikenal sebagai ulama’ besar di Indonesia karena ilmu yang dimiliki beliau luas
dan mendalam. Demikian pula kharisma beliau sebagai sosok figure ulama’
demikian besar. Beliau adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh karena
kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinan beliau senantiasa
diarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan penghormatan yang beliau
berikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya, terutama kepada
guru-guru beliau, diujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada
ummat.
Beliau senantiasa menamakan
keyakinan dan kesetiaan murid kepada gurunya. Karena keberkatan ilmu sangat
bergantung pada kesetiaan dan hubungan baik murid dengan gurunya, dan kerugian
yang sangat besar bagi seorang murid apabila merusak hubungan baik dengan
gurunya.
Kegairahan dalam berjuang dan
menuntut ketinggian ilmu pengetahuan dan ketinggian martabat hidup, baik
sebagai warga Nahdlatul Wathan maupun sebagai ummat Islam untuk kepentingan
duniawi dan ukhrawi tetap terdengar dari fatwa-fatwa yang beliau sampaikan dan
tetap terlukis dalam karangan beliau, baik yang berbahasa Arab maupun yang
berbahasa Indonesia dan berbahasa Sasak.
6.
Jabatan
yang Telah Diemban dan Jasa-jasanya
Pengalaman kerja dan jabatan
yang pernah beliau emban dan merupakan jasa beliau dalam Negara tercinta ini
adalah sebagai berikut :
1. Pada
tahun 1934 mendirikan Pondok Pesantren Al Mujahidin
2. Pada
tahun 1936 mendirikan Madrasah NWDI (Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah)
3. Pada
tahun 1943 mendirikan Madrasah NBDI (Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah)
4. Pada
tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok
5. Pada
tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur
6. Pada
tahun 1947/1948 menjadi Amirul Hajji ke Makkah dari NIT (Negara Indonesia
Timur)
7. Pada
tahun 1948/1949 anggota delegasi NIT ke Saudi Arabia
8. Pada
tahun 1950 Konsulat NU (Nahdlatul Ulama’) Sunda Kecil/Nusa Tenggara
9. Pada
tahun 1952 Ketua Badan Penasihat Masyumi Daerah Lombok
10. Pada
tahun 1953 mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan
11. Pada
tahun 1953 ketua umum PBNW pertama
12. Pada
tahun 1953 merestui terbentuknya NU dan PSII di Lombok
13. Pada
tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cabang Lombok
14. Pada
tahun 1955 Anggota Konstituante RI hasil PEMILU I (1955)
15. Pada
tahun 1964 mendirikan Akademi Paedagogik Nahdlatul Wathan
16. Pada
tahun 1965 mendirikan Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Al Majidiyah Asy
Syafi’iyah Nahdlatul Wathan
17. Pada
tahun 1971-1982 Anggota MPR RI hasil Pemilu II dan III dari Fraksi Golongan
Karya
18. Pada
tahun 1971-1982 Anggota Penasihat Majlis Ulama Indonesia
19. Pada
tahun 1974 mendirikan Ma’had lil Banat
20. Pada
tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram
(sampai beliau wafat)
21. Pada
tahun 1977 mendirikan Universitas HAMZANWADI
22. Pada
tahun 1977 Rektor Universitas HAMZANWADI (sampai beliau wafat)
23. Pada
tahun 1977 mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas HAMZANWADI
24. Pada
tahun 1978 mendirikan STKIP HAMZANWADI
25. Pada
tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) HAMZANWADI
26. Pada
tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan HAMZANWADI
27. Pada
tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
28. Pada
tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum HAMZANWADI
7.
Rintisan-rintisan
(Awwaliyat)nya
Sebagai seorang ulama’ dan pemimpin
ummat, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid sangat produktif dan selalu
mempunyai kreasi baru. Baru
dalam arti sesungguhnya dan baru dalam arti untuk daerah Nusa Tenggara Barat
pada masanya. Ide dan kreasi baru beliau tidak kurang
dari pada 25 buah, di antaranya :
1. Menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran Agama Islam di daerah NTB dengan sistem madrasi
2. Membuka
lembaga pendidikan khusus bagi kaum wanita
3. Mengadakan
ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangi, bukan didatangi
4. Menyelenggarakan
pengajian umum secara bebas (tanpa batas umur) dengan tanpa memakai kitab
5. Mengadakan
gerakan doa dengan berhizib
6. Mengadakan
Syafa’atul Kubro
7. Mengadakan
thariqat yaitu thariqat hizib Nahdlatul Wathan
8. Membuka
sekolah umum disamping madrasah di NTB
9. Menyusun
nadham berbahasa Arab Bercampur bahasa Indonesia seperi Batu Ngompal
10. Dan
lain-lain
8. Wafat
Tarikh akhir 1997 menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat. Betapa tidak,
hari Selasa, 21 Oktober 1997 M / 20 Jumadil Akhir 1418 H dalam usia 99 tahun
menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. Sang ulama
karismatis, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berpulang ke
rahmatullah sekitar pukul 19.53 Wita di kediaman beliau di desa Pancor, Lombok
Timur. Tiga warisan besar beliau tinggalkan: ribuan ulama, puluhan ribu santri,
dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh
Indonesia dan mancanegara.
Pada akhirnya,
perjuangan beliau dalam menegakkan syiar Islam dan pendidikan dibumi Indonesia tidak
boleh terhenti begitu saja, namun harus terus di lanjutkan oleh siapa saja,
baik umat muslim Indonesia secara keseluruhan dan masyarakat Sasak pada
umumnya, maupun oleh kader-kader Nahdlatul Wathan yang telah di didik melalui
lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan serta seluruh warga Nahdlatul
Wathan (abituren, pencinta dan simpatisan) pada khususnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar