Senin, 05 November 2012

BIOGRAFI PENDIRI NAHDLATUL WATHON (NW)



BIOGRAFI PENDIRI NAHDLATUL WATHAN
(TUAN GURU KIAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID)





1.   Kelahiran, Keluarga dan Silsilah Keturunannya
Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilahirkan di Kampung Bermi Pancor Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi’ul Awal 1324 H (1906 M). Nama kecil beliau adalah Muhammad Syaggaf dan berganti nama menjadi Haji Muhammad Zainuddin setelah menunaikan ibadah haji. Yang mengganti adalah ayah beliau sendiri, yaitu Tuan Guru Haji Abdul Majid. Nama itu diambil dari nama seorang ulama’ besar, guru di Masjidil Haram, yang akhlaq dan kepribadiannya sangat menarik hati sang ayah, yaitu Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak.
Beliau adalah anak bungsu yang lahir dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Majid dengan Hajjah Halimatus Sa’diyah. Beliau bersaudara kandung lima orang, yaitu : Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Muhammad Shabur dan Hajjah Masyithah.
Ayahandanya yang terkenal dengan panggilan “Guru Mu’minah” itu adalah seorang mubalig dan terkenal pemberani, pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah, sedangkan ibunya terkenal sangat shalehah.
Sejak kecil beliau terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu, tidak mengherankan kalau ayah-bundanya memberikan perhatian khusus dan menumpahkan kecintaan serta kasih sayang demikian besar kepada beliau. Ketika beliau melewat ke tanah suci Makkah Al-Mukarramah untuk melanjutkan studi, ayah-bundanya ikut menantar ke tanah suci. Ayahandanyalah yang mencarikan beliau guru, tempat beliau pertama kali belajar di Masjidil Haram. Bahkan ibundanya, Hajjah Halimatus Sa’diyah ikut mukum di tanah suci mengasuh dan mendampingi beliau sampai ibundanya yang tercinta ini bepulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Mu’alla Makkah.
Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid di dalam perkawinannya sulit sekali memperoleh keturunan, sehingga beliau pernah dianggap mandul, padahal beliau sendiri
sangat menginginkan keturunan yang akan melanjutkan perjuangan beliau untuk mengem-bangkan dan menegakkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah melalui organisasi Nahdlatul Wathan yang beliau dirikan. Beliau hanya dianugrahi dua orang anak dan keduanya purti, yaitu :
1)     Hajjah Siti Rauhun dari Ummi Jauhariyah
2)     Hajjah Siti Raihanun dari Ummi Rahmah
Karena beliau hanya mempunyai dua orang anak itulah, beliau juga dipanggil dengan nama “Abu Rauhun wa Raihanun”.


2.   Pendidikannya
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, sebelum melanjutkan studinya ke tanah Makkah, beliau menamatkan pelajarannya di Sekolah Rakyat 4 tahun di Selong Lombok Timur pada tahun 1919 M, dan belajar agama Islam pada ayahandanya TGH Abdul Majid, TGH Syarifudin di Pancor dan TGH Abdullah bin Amaq Dulaji Kelayu Lombok Timur. Setelah berusia 17 tahun, yaitu pada tahun 1341 H/1923 M, berangkatlah beliau ke tanah suci Makkah Al- Mukarramah untuk melannjutkan studi, memperdalam berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan Islam. Beliau berangkat bersama keluarga beliau, dan belajar di tanah suci selama 12 tahun.
Di kota suci Makkah Al-Mukarramah, mula-mula beliau belajar di Masjidil Haram. Ayahandanya sangat selektif dalam mencari dan menentukan guru yang akan mengajar dan mendidik putra kesayangannya itu. Ayahandanya yakin bahwa guru adalah sumber ilmu dan kebenaran serta menjadi panutan bagi murid dalam pola berpikir dan berprilaku dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga ilmu dan didikan yang diperoleh murid berguna dan bermanfaat bagi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Kemudian pada tahun 1928 beliau melanjutkan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah yang pada saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah putra syaikh Rahmtullah, pendiri madrasah Ash-Shaulatiyah. Madrasah ini adalah madrasah pertama di tanah suci, dan telah banyak menghasilkan ulama’-ulama’ besar. Di Madrasah Ash-Shaulatiyah inilah, beliau belajar berbagai disiplin ilmu pengetahuan Islam dengan sangat rajin dan tekun di bawah bimbingan ulama’-ulama’ terkemuka kota suci Makkah waktu itu.
Syaikh Zakaria Abdullah Bila, seorang ulama’ besar kota suci Makkah, bekas teman sekelas beliau mengatakan : “Saya teman seangkatan Syaikh Zainuddin. Saya bergaul dekat dengannya beberapa tahun. Saya sangat kagum kepadanya. Dia sangat cerdas, akhlaqnya mulia. Dia sangat tekun belajar, sampai-sampai jam keluar main pun diisinya dengan menekuni kitab pelajaran dan berdiskusi dengan kawan-kawannya”.
Karena ditunjang oleh kondisi ekonomi yang memadai, tingkat kecerdasan (IQ) yang sangat tinggi, ketekunan dalam belajar, garis silsilah keturunan yang terpandang, kasih sayang serta keikhlasan kedua orang tua dan doa restu dari para gurunya, maka beliau memperoleh prestasi yang sangat mengagumkan, sehingga berhasil dengan gemilang menyelesaikan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah pada tahun 1352 H, dengan predikat sangat memuaskan. Kenyataan ini tertera dalam ijazah beliau yang khusus ditulis tangan, berbeda dengan ijazah yang diberikan kepada kawan-kawan beliau. Nilai beliau sangat memuaskan, dengan angka semua 10 (sepuluh) pada semua mata pelajaran yang beliau tempuh, disamping diberikan tanda bintang, sebagai penghargaan atas prestasi dan keberhasilannya yang mengagumkan itu.
Keberhasilan beliau meraih prestasi yang tinggi ini pulalah yang menyebabkan beliau mendapat banyak pujian, baik dari mahagurunya sendiri maupun dari kawan-kawan yang seangkatan dengan beliau dan ulama’-ulama’ terkemuka lainnya.
Pujian itu, antara lain disampaikan oleh salah seorang mahagurunya, Al ‘Allamah Al Adib Asy-Syaikh As-Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi, mahaguru yang memberikan kasih sayang cukup besar kepada muridnya yang genius ini. Tidak hanya dari gurunya saja, akan tetapi beliau juga mendapat pujian dari kawan sekelasnya, yaitu Syaikh Zakaria Abdullah Bila.
Syaikh usman Al Makky, seorang ulama’ besar kota suci Makkah Al Mukarramah, sangat kagum kepada Syaikh Zainuddin, kagum kepada ketinggian ilmu dan keberhasilan pejuangan belia. Fadilatul ‘Allamah Porf. Dr. Sayyid Muhammad Alawi ‘Abbas Al Maliki Al Makky, seorang ulama’ terkemuka kota suci Makkah pernah mengatakan bahwa tak ada seorang pun ahli ilmu di tanah suci Makkah Al Mukarramah baik thullab maupun ulama’ yang tidak kenal akan kehebatan dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin. Syaikh Zainuddin adalah ulama’ besar bukan hanya milik umat Islam Indonesia tetapi juga milik ummat Islam sedunia.
3.   Guru-gurunya
            TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid pertama-tama belajar ilmu agama pada tuan guru tuan guru yang terkenal di kala itu, karena memiliki ilmu yang mendalam. Di antaranya ayah kandungnya sendiri, yaitu TGH Abdul Majid yang lebih dikenal dengan sebutan “Guru Mu’minah”. Pada ayah kandungnya, beliau belajar membaca Al-Qur’an, Ilmu Tajwid dll. Sedangkan Ilmu Nahwu, Shorf dan Ilmu Fiqih serta ilmu-ilmu yang terkait dengan itu, beliau belajar pada TGH Syarifuddin Pancor dan TGH Abdullah bin Amaq Dulaji Kelayu Lombok Timur.
            Berikut adalah nama ulama’-ulama’ besar yang telah berjasa besar dalam mengajar dan mendidik beliau, khususnya di Masjidil Haram dan Madrasah Ash-Shaulatiyah adalah sebagai berikut :
1.      Al ‘Alimul ‘Allamah Asy Syaikhul Kabir Al ‘Arifubillah Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al Masyath
2.      Al ‘Alimul ‘Allimah Al Faqih Maulana Syaikh Umar Bajunaid Asy Syafi’i
3.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Faqih Maulana Syaikh Muhammad Said Al Yamani Asy Syafi’i
4.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Mutafannin Sibawaihi Zamanihi Maulana Syaikh Ali Al Maliki
5.      Maulana Syaikh Marzuqi Al Falimbani
6.      Maulana Syaikh Abu Barakat Al Falimbani
7.      Maulana Syaikh Hasan Jambi Asy Syafi’I
8.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Mufassir Maulana Syaikh Abdul Qadir Al Mandili Asy Syafi’i
9.      Al ‘Alimul ‘Allamah Ash Shufi Maulana Syaikh Mukhtar Betawi Asy Syafi’i
10. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdullah Al Bukhari Asy Syafi’i
11. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Umar Hamdan Al Mihrasi Al Maliki
12. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdus Sattar Ash Shiddiqi Abdul Wahab Al Kuthi Al Maliki
13. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdul Qadir Asy Sybili Al Hanafi
14. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Adib Ash Shufi Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi Al Hanafi
15. Al ‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh Muhsin Al Musawa Asy Syafi’i
16. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Falaki Maulana Syaikh Khalifah Al Maliki
17. Al ‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh Jamal Al Maliki
18. Maulana Syaikh Ash Shalih Muhammad Shalih Al Kalantani Asy Syafi’i
19. Al ‘Alimul ‘Allamah Ash Sharfi Maulana Syaikh Mukhtar Makhdun Al Hanafi
20. Maulana Syaikh Salim Gianjur Asy Safi’I
21. Maulana Syaikh As Sayyid Ahmad Dahlan Shadaqah Asy Syafi’i
22. Al ‘Alimul ‘Allamah Al Mu’arrikh Maulana Syaikh Salim Rahmatullah Al Maliki
23. Maulana Syaikh Abdul Gani Al Maliki
24. Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Arabi At Tubani Al Jazairi Al Maliki
25. Maulana Syaikh Umar Al Faruq Al Maliki
26. Maulana Syaikh Al Wa’idh Asy Syaikh Abdullah Al Farisi
27. Maulana Syaikh Malla Musa
28. dan lain-lain

Ilmu Tajwid, Al Qur’an dan Qiraat Sab’ah, beliau belajar pada :
1.      Asy Syaikh Jamal Mirdad (Imam di Makam Imam Hanafi di Masjidil Haram)
2.      Asy Syaikh Umar Arbain (Ahli Al Qur’an dan Qasidah yang sangat terkenal pada waktu itu)
3.      Asy Syaikh Abdul Latif Qari’ (Guru Besar Qiraat Sa’bah di Madrasah Ash Shaulatiyah)
4.      Asy Syaikh Muhammad ‘Ubaid (Kepala Guru-Guru besar dalam bidang Tajwid dan Qiraat yang sangat terkenal di Makkah)
5.      Dan beberapa guru besar Al Qur’an lainnya
Ilmu Fiqih, Tashawwuf, Tauhid, Ushul Fiqih dan Tafsir, beliau belajar pada :
1.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Umar Bajunaid Asy Syafi’i
2.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Muhammad Said Al Yamani
3.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Mukhtar Betawi
4.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Abdul Qadir Al Mandili (Murid khusus dari Al ‘Allamah Asy Syaikh Ahmad Khathib Minangkabau, Sumatera Barat)
5.      Al ‘Allamah Al Faqieh Asy Syaikh Abdul Hamid Abdur Rabb Al Yamani
6.      Al Mutafannin Al ‘Allamah As Sayyid Muhsin Al Musawa (Muassis/Pendiri Darul ‘Ulum Ad Diniyah, Makkah Al Mukarramah)
7.      Al ‘Allamah Al Adieb Asy Syaikh Abdullah Al Lahaji Al Farisi (Pengarang yang sangat terkenal)
Ilmu ‘Arudl (Syair Bahasa Arab) Beliau belajar pada :
1.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Abdul Gani Al Qadli
2.      Al ‘Allamah Al Adieb As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi
Ilmu Falak, beliau belajar pada :
1.      Maulana Syaikh Salim Cianjur (Jawa Barat)
2.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Falaki Maulana Syaikh Kalifah Al Maliki
3.      Al ‘Allamah As Sayyid Ahmad Dahlan Shadaqah Asy Syafi’i
Ilmu Hadits, Mashthalahul Hadits, Mushthalahut Tafsir ilmu Fara’idl, Sirah (Tarikh) dan berbagai ilmu alat (Nahwu-Shorf) beliau belajar pada :
1.      Al ‘Allamah Al Kabir Sibawaihi Al Mutafannin Sibawaihi Zamanihi Asy Syaikh Ali Al Maliki
2.      Al ‘Allamah Al Jalil Asy Syaikh Jamal Al Maliki
3.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Kabier Al Muhaddits  Maulana Syaikh Umar Hamdan Al Mihrasi Asy Syafi’i
4.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Muhaddits Maulana Syaikh Abdullah Al Bukhari Asy Syafi’I (Mufti Istambul)
5.      Maulana wa Murabbi Abil Barakat Al ‘Alimul ‘Allamah Al Ushuli Al Muhaddits  Ash Shufi Al ‘Arifu Billah Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al Masyath Al Maliki
6.      Al ‘Alimul ‘Allamah Ash Shorfi Maulana Syaikh Mukhtar Machdum Al Hanafi
7.      Al ‘Alimul ‘Allamah Maulana Syaikh As Sayyid Muhsin Al Musawa
8.      Al ‘Alimul ‘Allamah Al Adieb Ash Shufi Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi Al Hanafi
9.      Al ‘Allamah Asy Syaikh Umar Al Faruq Al Maliki
10. Al ‘Allamah Al Kabier Asy Syaikh Abdul Qadir Asy Syalabi Al Hanafi
11. Dan lain lain
Ilmu Awrad (Ahzab) beliau belajar pada :
1.      Al ‘Allamah (Kiai) Falak (Bogor Jawa Barat)
2.      Maulana Syaikh Malla Musa Al Magribi
Al Khath (Kaligrafi), beliau belajar pada :
1.      Al Khatthath Asy Syaikh Abdul Aziz Langkat
2.      Al Khatthath Asy Syaikh Muhammad Al Rais Al Maliki
3.      Al Khatthath Asy Syaikh Daud Al Rumani Al Fathani

4. Karya-karyanya
            Mengarang dan tulis menulis, bukanlah suatu tugas dan pekerjaan yang sulit bagi TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, karena hal ini merupakan bakat dan kemampuan dasar yang dianugrahkan Allah kepada beliau. Bakat dan kemampuan dasar inilah yang terus tumbuh dan berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah Ash-Shaulatiyah Makkah, sehingga tidak mengherankan kalau beliau mendapat pujian dari salah seorang maha gurunya, seorang penyair dan pujangga besar Arab, yaitu Maulana Syaikh As Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi.
      Di antara karya tulis dan karangan beliau adalah :
A.   Dalam Bahasa Arab
1.      Risalatut Tauhid dalam bentuk soal jawab (Ilmu Tauhid)
2.      Sullamul Hija Syarah Safinatun Naja (Ilmu Fiqih)
3.      Nahdlatuz Zainiyah dalam bentuk nadham (Ilmu Faraidl)
4.      At Tuhfatul Ampenaniyah Syarah Nahdlatuz Zainiyah (Ilmu Faraidl)
5.      Al Fawakihul Ampenaniyah dalam bentuk soal jawab (Ilmu Faraidl)
6.      Mi’rajush Shibyan ila Sama-I Ilmil Bayan ( Ilmu Balagah)
7.      An Nafahat ‘alat Taqriratis Saniyah (Ilmu Mushtalah Hadits)
8.      Nailul Anfal (Ilmu Tajwid)
9.      Hizbu Nahdlatul Wathan (Doa dan Wirid)
10. Hizbu Nahdlatul Banat (Doa dan Wirid kaum wanita)
11. Shalawat Nahdlatain (Shalawat Iftitah dan Khatimah)
12. Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan (Wirid Harian)
13. Ikhtisar Hizib Nahdlatul Wathan (Wirid Harian)
14. Shalawat Nahdlatul Wathan (Shalawat Iftitah)
15. Shalawat Miftahi Babi Rahmatillah (Wirid dan Doa)
16. Shalawat Mab’utsi Rahmatan lil ‘Alamin (Wirid dan Doa)
17. Dan lain-lainnya.


B.   Dalam Bahasa Indonesia dan Sasak
1.      Batu Ngompal (Ilmu Tajwid)
2.      Anak Nunggal Taqrirat Batu Ngompal (Ilmu Tajwid)
3.      Wasiat Renungan Masa I dan II (Nasihat dan petunjuk perjuangan untuk warga NW)

C.  Nasyid/Lagu Perjuangan dan Dakwah dalam Bahasa Arab, Indonesia, dan Sasak
1.      Ta’sis NWDI (Anti ya Pancor biladi)
2.      Imamunasy Syafi’i
3.      Ya Fata Sasak
4.      Ahlan bi wafdizzairin
5.      Tanawwar
6.      Mars Nahdlatul Wathan
7.      Bersatulah Haluan
8.      Nahdlatain
9.      Pacu Gama’
10. Dan lain-lainnya

5. Perjuangan dan Kepemimpinannya
        TGKH Muhammad Zanuddin Abdul Majid, selain menjadi tokoh pendidikan dan tokoh ulama’ juga pejuang agama, nusa dan bangsa dengan semangat dan militansi yang tidak pernah pudar. Beliau adalah perintis kemerdekaan di NTB dengan gerakan “Al Mujahidinnya” yang bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat pembela kemerdekaan lainnya.
5.1.   Pejuang dan Perintis Kemerdekaan
          Dalam perjuangan membebaskan bangsa dan rakyat Indonesia dari cengkeram-an penjajah Belanda dan Jepang, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid menjadi-kan Madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Jiwa perjuangan, patriotisme dan semangat pantang menyerah tetap beliau kobarkan di dada para murid dan santri serta guru-guru Madrasah NWDI dan NBDI. Karena itu, tidak mengherankan kalau kedua bangsa penjajah itu selalu berusaha untuk menutup dan membubarkan Madrasah NWDI dan NBDI.
5.2.      Pencetus dan Pelopor Sistem Sekolah/Madrasah di NTB
            TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, selain beliau dikenal sebagai pejuang dan perintis kemerdekaan, juga dikenal sebagai innovator (tokoh pembaharu) dalam bidang pendidikan, utamanya di NTB.
            Sesudah beliau kembali ke Indonesia yaitu setelah menamatkan studinya di Madrasah Ash-Shaulatiyah Makkah tahun 1934 M/1352 H, mula-mula beliau mendirikan Pesantren Al Mujahidin (1934 M) kemudian pada tahun 1936 beliau mendirikan Madrasah NWDI.
            Karena ketekunan beliau dalam bidang pendidikan dengan bantuan doa dari para mahagurunya serta bantuan tenaga dari santri dan jemaahnya, maka madrasah/sekolah Nahdlatul Wathan tumbuh dan berkembang sampai dengan Perguruan Tinggi.

5.3.    Kepemimpinannya
            TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid dikenal sebagai ulama’ besar di Indonesia karena ilmu yang dimiliki beliau luas dan mendalam. Demikian pula kharisma beliau sebagai sosok figure ulama’ demikian besar. Beliau adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh karena kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinan beliau senantiasa diarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan penghormatan yang beliau berikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya, terutama kepada guru-guru beliau, diujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada ummat.
            Beliau senantiasa menamakan keyakinan dan kesetiaan murid kepada gurunya. Karena keberkatan ilmu sangat bergantung pada kesetiaan dan hubungan baik murid dengan gurunya, dan kerugian yang sangat besar bagi seorang murid apabila merusak hubungan baik dengan gurunya.
            Kegairahan dalam berjuang dan menuntut ketinggian ilmu pengetahuan dan ketinggian martabat hidup, baik sebagai warga Nahdlatul Wathan maupun sebagai ummat Islam untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi tetap terdengar dari fatwa-fatwa yang beliau sampaikan dan tetap terlukis dalam karangan beliau, baik yang berbahasa Arab maupun yang berbahasa Indonesia dan berbahasa Sasak.
6. Jabatan yang Telah Diemban dan Jasa-jasanya
        Pengalaman kerja dan jabatan yang pernah beliau emban dan merupakan jasa beliau dalam Negara tercinta ini adalah sebagai berikut :
1.      Pada tahun 1934 mendirikan Pondok Pesantren Al Mujahidin
2.      Pada tahun 1936 mendirikan Madrasah NWDI (Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah)
3.      Pada tahun 1943 mendirikan Madrasah NBDI (Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah)
4.      Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok
5.      Pada tahun 1946 pelopor penggempuran NICA di Selong Lombok Timur
6.      Pada tahun 1947/1948 menjadi Amirul Hajji ke Makkah dari NIT (Negara Indonesia Timur)
7.      Pada tahun 1948/1949 anggota delegasi NIT ke Saudi Arabia
8.      Pada tahun 1950 Konsulat NU (Nahdlatul Ulama’) Sunda Kecil/Nusa Tenggara
9.      Pada tahun 1952 Ketua Badan Penasihat Masyumi Daerah Lombok
10. Pada tahun 1953 mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan
11. Pada tahun 1953 ketua umum PBNW pertama
12. Pada tahun 1953 merestui terbentuknya NU dan PSII di Lombok
13. Pada tahun 1954 merestui terbentuknya PERTI Cabang Lombok
14. Pada tahun 1955 Anggota Konstituante RI hasil PEMILU I (1955)
15. Pada tahun 1964 mendirikan Akademi Paedagogik Nahdlatul Wathan
16. Pada tahun 1965 mendirikan Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Al Majidiyah Asy Syafi’iyah Nahdlatul Wathan
17. Pada tahun 1971-1982 Anggota MPR RI hasil Pemilu II dan III dari Fraksi Golongan Karya
18. Pada tahun 1971-1982 Anggota Penasihat Majlis Ulama Indonesia
19. Pada tahun 1974 mendirikan Ma’had lil Banat
20. Pada tahun 1975 Ketua Penasihat Bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram (sampai beliau wafat)
21. Pada tahun 1977 mendirikan Universitas HAMZANWADI
22. Pada tahun 1977 Rektor Universitas HAMZANWADI (sampai beliau wafat)
23. Pada tahun 1977 mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas HAMZANWADI
24. Pada tahun 1978 mendirikan STKIP HAMZANWADI
25. Pada tahun 1978 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) HAMZANWADI
26. Pada tahun 1982 mendirikan Yayasan Pendidikan HAMZANWADI
27. Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
28. Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum HAMZANWADI

7. Rintisan-rintisan (Awwaliyat)nya
            Sebagai seorang ulama’ dan pemimpin ummat, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid sangat produktif dan selalu mempunyai kreasi baru. Baru dalam arti sesungguhnya dan baru dalam arti untuk daerah Nusa Tenggara Barat pada masanya. Ide dan kreasi baru beliau tidak kurang dari pada 25 buah, di antaranya :
1.      Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Agama Islam di daerah NTB dengan sistem madrasi
2.      Membuka lembaga pendidikan khusus bagi kaum wanita
3.      Mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangi, bukan didatangi
4.      Menyelenggarakan pengajian umum secara bebas (tanpa batas umur) dengan tanpa memakai kitab
5.      Mengadakan gerakan doa dengan berhizib
6.      Mengadakan Syafa’atul Kubro
7.      Mengadakan thariqat yaitu thariqat hizib Nahdlatul Wathan
8.      Membuka sekolah umum disamping madrasah di NTB
9.      Menyusun nadham berbahasa Arab Bercampur bahasa Indonesia seperi Batu Ngompal
10. Dan lain-lain
8. Wafat
Tarikh akhir 1997 menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat. Betapa tidak, hari Selasa, 21 Oktober 1997 M / 20 Jumadil Akhir 1418 H dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. Sang ulama karismatis, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berpulang ke rahmatullah sekitar pukul 19.53 Wita di kediaman beliau di desa Pancor, Lombok Timur. Tiga warisan besar beliau tinggalkan: ribuan ulama, puluhan ribu santri, dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.
Pada akhirnya, perjuangan beliau dalam menegakkan syiar Islam dan pendidikan dibumi Indonesia tidak boleh terhenti begitu saja, namun harus terus di lanjutkan oleh siapa saja, baik umat muslim Indonesia secara keseluruhan dan masyarakat Sasak pada umumnya, maupun oleh kader-kader Nahdlatul Wathan yang telah di didik melalui lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan serta seluruh warga Nahdlatul Wathan (abituren, pencinta dan simpatisan) pada khususnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar