Senin, 17 Desember 2012

Apa Kabar, Cinta?


بسم الله الر حمن الرحيم
السلا م عليكم ورحمة الله وبركا ته

Sudah lama ni sobat Gina gak nge-post, soalnya Gina bingung juga mau nge-post apaan. Tapi sekarang Gina mau posting novel nih sobat, tapi bukan karyanya Gina, hehe. Novel yang akan Gina posting kali ini judunya “APA KABAR, CINTA ?” karyanya mbak Izzatul Jannah. Ceritanya bagus banget lho sobat, nyesel deh kalau gak baca. Banyak pelajaran juga yang dapat kita ambil dari cerita ini. Oke lah ini dia part 1 nya. Selamat membaca ^_^

PART 1

            Di hari yang panas ini aku adalah pipit kecil yang mencoba mengepakkan sayapnya sendirian, jauh dari sarangnya yang hangat dan pelukan induknya yang menenangkan. Mencoba mencari haikat kehidupan dengan berjuta penasaran bersarang di atas kepala.
            Pffff...ini kost-kost-an kesekian yang aku masuki, belum sreg juga!! Panas. Capek. Hauss, ih... susah sekallleee... cari kost! Aku menggerutu panjang pendek. Mommy siiih... pakai nyuruh kost segala, padahal jarak kampus dan rumahku paling banter 20 km. Kan bisa naik motor? Tapi itu wasiat mommy yang terakhir sebelum beliau meninggal. Menempati rumah sendiri meski sudah tidak ada mommy, pasti akan selalu membuatmu sedih, begitu yang ditulis mmommy dalam surat terakhirnya... oh mommy, miss you so much. Hhhhhh...
            Pernah sih terlintas kembali ke Amerika dan tinggal di ruma daddy. Tapi bukankah itu akan menyakitkan hati mommy, meski ia sudah meninggal? Sampai meninggalnya mommy masih sakit hati pada papa yang menularkan AIDS padanya. Haruskah aku mengkhianati mommy dengan kembali ke Amerika?
            “Haloo? Kulonuwuunn…?” sapa Venska keras-keras. Cuek ajah. Habis, haus! Eh, ada cowok! Wow… wow… ckckckck… keren abis!! Bukan… bukan tampangnya…, bukunya!! Dia lagi baca catatan harian seorang demonstrannya Soe Hok Gie. Gile beneer!!!
            “Ya? Cari siapa?” sebentuk kepala dengan mata sipit karena mengantuk nongol dari balik pintu. Venska terkesiap kaget. Uh, gara-gara Soe Hok Gie!
            “Eh, eh… nggak cari siapa-siapa tuh…!” jawab Venska spontan.
            “Hhhhhh!!... iseng!!” bentak wajah ngantuk itu. Blamm!!! Pintu dibanting.
            Sialan. Kenapa aku jadi belepotan begini?
            Tok… tok, diketuk lagi pintu itu.
            Wajah itu menyembul lagi, kali ini dengan mata terbelalak karena sebel.
            “Ma…af Mbak, maksud saya, saya nggak cari siapa-siapa…”
            Blammmm!! Pintu dibanting lahi, oh God!
            Tok… tok…, wajah itu menyembul kali ini dengan mulut monyong beberapa senti.
            “Saya cari kost…Mbak…,” kata Venska pelan.
            “Oohhh cari kost. Bilang kek dari tadi…, masuk deh… Mbak Tariiiii!!! Ada EnSi…,” mbak yang membanting pintu di depan hidungku itu, kemudian membanting pintu kamarnya. Bllaaammmm!! Bujubune, penyakit kok banting pintu. Amit-amiiit deh!
            Sesosok berambut ombak sebahu, tinggi semampai dengan kulit bersih dan sebuah tahi lalat di sudut bibirnya, menyambutku ramah. Bicaranya teratur, satu-satu seperti irama adante, kecepatan sedang. Aku terkesan. Darinya aku tahu, di sini ada istilah EnSi, untuk pendatang baru. N. C. means New Comer, gitu aja kok repot.
            Akhirnya, I made up my mine. Aku pilih kost ini. Kenapa? Asyik sih, ada mbak tukang banting pintu, namanya Ade. Ada Mbak Rosa yang mungil berbibir merah dan—sorry, jangan mikir jirik lho—basah. Ada Romy yang tuoommmboy asli, garansi seratus persen! Lihat tongkrongannya, pakai Harley, bo! Ada Mbak Tari yang kalem seperti irama adante. Dan hari ini tambah aku, Ravenska Sovetzkaya. Blasteran Jawa-Cheko, yang manis seperti gula. Cieeeee!!
***
            Venska masih membersihkan kamar, menyapu lantai, memasang sprei, membongkar kardus berisi buku-buku, kaset, CD, sambil mendengarkan Chopin dengan Etude E-nya. Lh… debu banget ni kamar, mana nggak bawa kemoceng. Jadi inget mommy. Makanya kost biar mandiri. Nggak manja! Manja, manja… mandi jarang, kali!
            Suara tak –tok tukang bakso mengkilik-kilik perut Venska. “Mana mangkokku?” Ia nyambar mangkok sambil berteriak memanggil tukang bakso, berlari ke depan masih dengan celana pendek dan kaus ngatung yang bikin pusernya keliatan.
            Deeee… cowok dengan Soe Hok Gie di tangan masih nongkrong di depan kost. Di sebelahnya ada yang baca Koran. Keduanya melengak, pembaca Soe Hok Gie langsung melengos ketika bertatapan dengan Vensk, sementara yang satunya melototinya. Dasar buaya! Eh, pembaca Soe Hok Gie beranjak dari duduknya sambil memukul kepala temannya dengan bukunya. Uh… sombong lu!
            “Hai…, orang baru ya? Kenalan dong…” Pembaca Koran itu mendekat. Venska terpaksa tersenyum. Ia membiarkan tangan yang terjulur itu tanpa sambutan, Venska menyebutkan nama. Oo, namanya Arman. Pembaca Soe Hok Gie itu, siapa namanya? Dia kost di sebelah. Persis di samping kamar Venska.
            Malam ini untuk pertama kalinya Venska tidur di kost. Fuuhh…, susah banget mau tidurnya. Mana tadi sempat ada insiden kecil ketika seluruh anggota kost ngumpul. Romy ngotot pingin pindah patner giliran piket dengan Venska. Dulunya sama Mbak Rosa. Kenapa ya? Untung Mbak Adante, eh Mbak Tari, nengahin. Bulan depan baru boleh pindah patner dan harus seperti biasa, diundi.
            Duh, laper sekali mommy…! Jam berapa sekarang? Jam sebelas malam, bikin mie rebus ah….,
            “Astaggaaa… eh, maaf… maaf…”
            Venska kaget ketika menyalakan lampu kamar tamu. Sepasang makhluk berlainan jenis ada di kursi pojok. Rapet banget. Lengket seperti perangko dan amplop. Mereka tampaknya juga kaget, seketika menjauh satu sama lain ketika lampu terang benderang. Mbak Ade dan pacarnya.
            Venska memang cantik bak pualam. Kulitnya putih dan matanya kecoklatan dengan rambut keriting agak pirang. Pacar Mbak Ade memelototinya, seperti Arman tadi siang. Mbak Ade sampai mencubitnya keras-keras. Venska tertawa dalam hati. Habis ini pasti perang deh. Sukurin!! Salahnya sendiri melanggar peraturan. Semestinya jam sepuluh malam sudah tidak boleh ada tamu lagi. Dasar!!
***

Untuk part ke-2 nya ditunggu ja ya sobat. Upss… jangan lupa komentarnya ya…^_^

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. wew namaku dijadikan tokoh, baik venska maupun arman wkwk
    terima kasih, salam kenal

    BalasHapus